LDK SMKN 1 Sejangkung: Belajar Mimimpin Dari Masalah

LDK SMKN 1 Sejangkung

LDK SMKN 1 Sejangkung: Belajar Mimimpin Dari Masalah


Warga SMKN 1 Sejangkung saat LDK di Pantai Batu Burung Singkawang


Ada peluh mengalir. Di wajah yang lain, senyum tersungging, bahkan terbahak. Lainnya justru bermuka ketat, senyum simpul pun tak muncul. Tak lama lagi matahari terbenam di hari kedua itu ketika bermacam suasana hati bercampur di sebuah bibir pantai. Seorang panitia berseloroh sambil tertawa, "Ginilah pak, capek pasti, tapi entah kenapa, tiap tahun pergi juga".

Usai magrib, 2 panitia wanita tiba-tiba menangis ketakutan. Salah satunya menunjuk-nunjuk ke sebuah sudut di mana terduga sosok tak kasat mata itu berada. "Kecapean mereka", ujar seorang guru.

Beberapa jam kemudian, di sebuah tenda, agak jauh dari bibir pantai, enam orang berkumpul. Alunan ayat al-quran  mengiringi ke enam orang itu menyiapkan hajat puluhan peserta dan panitia. Waktu menunjukan pukul 21.28 ketika empat panitia perempuan memotong sayur mayur untuk santapan esok hari, dan dua yang lain menyiapkan kopi untuk menggenjot mata panitia dan peserta untuk tetap berjaga. "Gak apa-apalah pak, tahun terakhir, besok gak ada lagi yang kayak gini" jawab salah satu dari mereka ketika ditanya lelah atau tidak bekerja malam-malam.

Tepat di luar tenda, hampir dua lusin laki-laki bersiap dengan perlengkapannya masing-masing. Satu dua orang membawa parang untuk membuka jalur. Yang lain membawa kayu dan bambu untuk persiapan acara tengah malam itu. Mereka berbaur, baik panitia atau alumni yang pulang membantu di sela-sela kuliah dan pekerjaan sehari-hari.

Di tempat terpisah, peserta tertidur lelap setelah berkeringat ria dua hari terakhir. Memejam sesaat menanti acara lanjutan dari panitia yang selalu bersiap.

Beberapa meter dari bibir pantai, di sebuah bangku panjang, beberapa guru duduk bersama. Mengusir lelah sembari berbincang ragam riwayat.

Malam itu adalah malam kedua LDK SMKN 1 Sejangkung dilaksanakan di Pantai Batu Burung, Singkawang. Alhamdulillah, dua hari sebelumnya kegiatan LDK berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.

Semua letih, tapi semua keperluan harus siap di tempat untuk beberapa kegiatan lagi dari malam hingga ke esok paginya menjelang pulang. Letih bukan sekedar letih. Ada pembelajaran di setiap peluh jika kita membuang keluh. Belajar adalah proses yang sangat tidak menyenangkan dibandingkan hanya tidur lelap atau berbuat apa yang nyaman dibuat.

Tapi belajar nyatanya tak senyaman dengkur yang keluar dari mulut. Terkadang, ada hal tak terduga yang membuat pembelajaran makin rumit. Di sinilah pembelajar di uji, tetap menggauli proses yang sulit atau justru lari terbirit-birit.

Tepat jam sebelas malam, semua peserta dibangunkan untuk renungan malam. Semua mata ditutup, tapi belum genap semuanya duduk di bibir pantai, seorang peserta pingsan. Yang selanjutnya adalah kisah-kisah yang sering didongengkan malam-malam menjelang tidur ketika kumpul keluarga atau teman dekat. Tentang kisah-kisah mistis yang menjadi bumbu menjelang mata terpejam.

Bedanya, ini bukan dongeng. Ini tentang rasa dan pengalaman di depan mata sendiri. Tentang bulu roma yang merinding ketika teriakan histeris satu orang memancing tangis kalap orang lain. Tentang satu orang yang tergagap berbahasa selain bahasa ibunya namun mendadak fasih beberapa bahasa sekaligus. Tapi, artikel ini juga bukan bercerita suatu kisah yang membuat kita semakin takut kepada mahluk yang tak semestinya ditakuti. Ini kisah bagaimana sebuah kejadian tak terduga menciptakan pembelajaran luar biasa bagi remaja-remaja yang beranjak dewasa.

Acara malam itu dibatalkan. Suasana gerimis dan atmosfer horor menggelayut di udara. Peserta tak bisa dikembalikan ke tempat tidurnya karena lokasi istirahat berdekatan dengan kawannya yang tengah “bukan diriya”. Beberapa peserta mulai menangis. Panitia kebingungan plus kecewa karena persiapan yang melelahkan hancur berantakan.

Jika ini sebuah film, mungkin adegan yang terekam di kepala itu akan menjadi momen mengharukan nan penuh inspiratif yang membuat kita haru karenanya. Apalagi jika ditambah dengan latar musik yang seirama dengan deburan ombak di sekitarnya, tentu ekspresi tegar panitia membuat ada semacam air menggenang di bola mata. Tapi ini bukan film, tanpa pun ada musik yang menjadi latar, apa yang dilakukan panitia cukup membuat kita berujar, “yap, inilah yang namanya belajar”.

Di bibir pantai malam itu, kita tak belajar tentang rumus matematika atau tata susunan kalimat dalam pelajaran bahasa Indonesia. Kita belajar ketika sebelum malam itu tak mau tahu apa-apa, tapi tetiba peduli dengan adik kelasnya. Malam itu kita belajar ketika ada panitia yang pendiam nan kaku, tapi berusaha lucu agar pikiran adik kelasnya tak diisi oleh mahluk yang menguasai kawan lain. Para panitia dan alumni belajar ketika berusaha melawak di tengah gempuran suara ombak dan rasa kantuk yang menyerang kepala. Para penyelenggara acara belajar ketika tak menghiraukan perasaan resah nan cemas namun memasang gestur wajah “semuanya baik-baik saja” pada para peserta. Remaja-remaja luar biasa ini belajar ketika megesampingkan segala perasaan kecewa dan keinginannya bersenang-senang, mengesampingkan hasrat pribadinya, untuk memberikan kepedulian pada orang sekitarnya.

Mungkin, malam itu kita tak belajar melalui acara yang terlaksana dengan rapi dan baik, tapi ilmu tetap menghujam kepala ketika di segala keriuhan itu, kita tetap peduli terhadap sesama. Insyaallah tujuan LDK tahun ini tercapai, kita telah memiliki hal yang paling mendasar dari sebuah kepemimpinan, yakni memimpin dan mengontrol keinginan diri untuk tujuan bersama.

Terima kasih kepada para guru-guru SMKN 1 Sejangkung yang telah membimbing dan mengarahkan agar acara LDK tahun ini berjalan dengan lancar

Terima kasih kepada Alumni yang masih tetap peduli ke adik-adiknya di SMKN 1 Sejangkung meskipun lelah kuliah atau berkerja

Terima kasih kepada Panitia yang telah lelah mempersiapkan segala keperluan LDK dari jauh-jauh hari

Terima kasih kepada para Peserta yang antusias mengikuti acara LDK tahun ini hingga akhir.

Terima kasih, sampai jumpa di LDK tahun selanjutnya.

Note : Kumpulan foto LDK ke 7 SMKN 1 Sejangkung bisa dilihat di akun media sosial SMKN 1 Sejangkung pada alamat https://instagram.com/smknsatusejangkung dan https://m.facebook.com/smknsatu.sejangkung.1

Berbagi